----Ilustrasi ----
Aku suka banget menulis.
Setidaknya dalam pikiranku, menulis adalah salah satu penyaluran kecerewetan ku dikala tidak ada orang yang mau mendengarkan (dan itu hampir selalu ^^)
Akibatnya aku suka menulis. dimana saja dan kapan saja.
Tidak harus buku diary ber gembok (seperti dulu yang pernah trend saat aku masih sekolah)
Tetapi bisa saja di buku tulis biasa atau di komputer, notepad ataupun Ms Word.
Sayangnya semua tulisan itu berantakan.entah dimana menyimpannya.
Ada yang sudah hilang akibat komputernya di format bahkan ada yang sudah tidak jelas dimana disimpannya.
Tetapi ada 1 diary yang aku ingat banget.
bukan diary bergembok dan lebih seperti buku jurnal. Tetapi buku ini unik, kalau tidak salah berwarna
biru dan penuh gambar yang lucu-lucu.
Kalau sekarang sih buku jurnal seperti itu banyak ditemukan. Tapi pada saat itu, saat aku sekolah
buku seperti itu jarang sekali. sehinga rasanya aku menyukai nya sekali.
buku itu adalah oleh-oleh dari kakak sepupuku yang kuliah di luar negeri.
Selain prestisnya, keunikan buku itu yang membuatku sangat menyayanginya.
Tetapi...suatu hari, aku tidak lagi suka menulis di buku itu.
Karena buku ku itu ternyata di potong-potong dan di bolong-bolongin sama nyokap...
Hah? Nyokap? Yup betul sekali...mamaku sendiri yang bolong-bolongin.
Dan kalau terlalu banyak kata yang beliau gak suka dan susah untuk di bolong-bolongin
yah dirobek deh...ZZzzzzz
Aku tahu, bahkan saat itu terjadi akupun sadar karena apa mamaku membolong-bolongi diary ku itu.
Yakni karena isinya banyakan umpatan seperti Goblok, Kurang Ajar, Sialan dan kerabat-kerabat dekat kata-kata itu. Yang biasanya ditujukan ke adikku yang bedanya 8 tahun.
Untungnya sedari aku mengetahui kata-kata kasar berbau porno aku sudah mengunci nya rapat-rapat, sehingga tidak terbayang aku melontarkan bahkan menulisnya..hehe kalau gak, aku gak tau deh apa yang akan diperbuat oleh mamaku itu. Bisa-bisa buku itu dibakar nya ^^
Nah saat itu aku marah, bukuku yang bagus itu rusak akibat mamaku membaca tanpa ijin.
Dan saat itu aku ingat sekali, mamaku merasa berhak membaca buku itu. karena aku anaknya.
Oh Tidaaaakkkk...
Aku marah sekali, karena aku merasa tidak punya privacy.
Dan saat aku menjadi orang tua sekarang, aku masih merasa mamaku salah.
seorang anak, pasti ingin punya satu dua rahasia yang tidak ingin dikatakan kepada orang tua nya kan.
Apalagi ditambah tidak ada kedekatan antara anak dan orang tua, seperti contoh kasus ku.
Aku saat itu, sorang anak remaja. masih labil dan bingung menghadapi perubahan.
Tetapi saat itu, orang tuaku tetap bertindak seperti orang tua, bukan berusaha menjadi seperti teman.
(yang terkadang membuatku iri ke teman-temanku yang bisa dekat dengan orang tuanya, dan kurasa hal itulah yang semakin membuatku berjarak dengan orang tuaku. seperti ada tembok kaca nan tebal diantara aku dan orang tuaku)
Padahal, kalau saja saat itu, mamaku membaca tanpa sepengetahuanku, mungkin keadaan akan lain.
Dan kalau saja mamaku berusaha mencari tahu, apa yang membuatku menuliskan perasaanku ke adikku seperti itu, mungkin saja aku tidak akan sejauh ini ke orang tuaku.
Yah, tpai itu sudah lewat, aku hanya tiba-tiba teringan dengan Diary ku yang malang itu (sekarang ada dimana yah?*penasaran)
Saranku kepada para orang tua. jangan pernah menganggap dirimu lebih tinggi derajatnya dari anak, jangan pernah memaksakan kehendak tanpa pernah bertanya apa maunya anak. Terlebih lagi jangan pernah sekalipun membandingkan anakmu dengan ornag lain apalagi saudara sekandung.
Hasilnya kalian lah yang akan menciptakan seorang anak yang rendah diri, takut untuk maju bahkan mungkin akan menjauhkan diri dari kalian...
Bersikaplah seperti teman, yang selalu ada saat ia butuh, bukan langsung di omelin tanpa berusaha mengerti keinginan nya...
Berharap hanya akulah yang merasakan tidak dianggap sebagai anak yang berhasil (seperti lagunya Pinkan Mambo,tetapi ini Anak yang tidak dianggap hehehhe)
No comments:
Post a Comment