Dewasa VS Idealisme

Dari minggu kemarin sih gue maunya nulis tentang ini.
Tapi gue masih bingung gimana rancangnya.

Setidaknya permulaannya itu yang membingungkan.
Karna blog nya Tina (lagi) akhirnya gue bisa membuat judul diatas juga bisa memulai
tulisan ini. seminggu kemarin, gue sempet membahas dengan Iwan.
Awalnya sih cuma bahas tentang Bisnis.

Tapi entah gimana, akhirnya melenceng jauh ke idealisme
Sebuah cita-cita (apalagi masih kecil, setidaknya dari bisa mikir) itu adalah idealisme.
Pada saat dewasa, kita dihadapkan kepada sebuah dilema, mengikuti cita-cita atau
impian atau terpaksa membuangnya demi masalah ekonomi.

Iyah kalau impiannya menghasilkan uang. Kalau tidak…pasti akan lebih sulit kan.
Gue sendiri, impian gue gak menghasilkan uang. Kalaupun iya paling dikit saja. Mungkin hanya menutupi uang transport sendiri, belon termasuk makan. 

Pusing, itu udah pasti. Tapi kok gue gak rela menggeser idealisme gue yah. Gue gak mau banget kehilangan impian gue sampai harus menukar dengan uang.
Gue butuh uang (gak munafik lah). Siapa sih yang gak butuh uang. Kenyataannya mau buang air saja kan mesti bayar. Tapi gue tetep memegang teguh idealisme gue.

Gue yakin bisa kok. Kalo gak bisa yah gue akan tetep mengejar impian gue, en gue
akan hidup dengan impian gue. Naif banget kan. Karena itu, selama gue masih
mampu untuk menjalankan keduanya, gue akan menjalankan keduanya.

Waktu itu Iwan pernah bilang, setidaknya masih enak jadi peremuan. Karena
perempuan akan ikut suami. Walaupun ia harus bekerja kan tidak sampai seperti
laki2. Itu bener juga sih. Tapi bisa saja sebuah idealisme itu berubah kan.

Maksudnya berubah disini adalah, gak mungkin banget dengan bertambahnya umur
impian kita hanya itu-itu saja kan? Inilah yang namanya berubah.
Coba tanya anak balita, mereka cita-citanya apa? Lalu, ketika anak itu besar, cita-cita mereka pasti
berubah kan. Itulah pencarian jati diri.

Gak ada yang salah kan. Begitu juga dengan berubahnya idealisme kita. Setiap orang
pasti berubah dan berkembang. Jadi berkembanglah menjadi lebih baik.
Perubahan idealisme juga gak jadi sesuatu yang tabu kan?
Karena toh, idealisme itu akan berkembang dengan sendirinya mengikuti pertumbuhan fisik, jasmani, rohani dan pikiran kita. 
Semakin dewasa, semakin kompleks keadaan diri kita, begitu juga lingkungan dan 
teman-teman kita, tidak terkecuali pikiran dan masalah. Tapi jadinya kita semakin
bisa belajar dan melakukan banyak hal. Makin lebih mengerti arti hidup ini. Semakin
bersyukur akan keadaan.

Semakin kita bersyukur, diri kita semakin baik, tentunya dengan impian dan cita-cita kan.
Yang notabene mengubah idealisme yang sudah kita anut bertahun2. Tapi tentunya
tidak ada yang salah kan? Karena toh idealisme kita juga berkembang menjadi lebih
baik.

Jadi….dewasalah dan kembangkanlah idealisme sesuai karakter masing2 yah…
I dedicate this blog for my best friend TinTong…

-Re-write from my old blog-  (2007/03/05)

No comments:

Post a Comment