Saya kecewa...Saya Iri


Belakangan ini, saya memulai lagi kebiasaan 'buruk' saya dengan mengamati lingkungan.
Dan saya kecewa yang pada akhirnya saya iri.

Sebagai WNI, saya kecewa dengan mereka yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan semestinya. Ini hanya sebuah jeritan kekecewaan diri saya sebagai orang Indonesia yang tinggal, mencari nafkah dan hidup di Indonesia.

Semakin maraknya sekolah Internasional di Indonesia ternyata semakin mengacaukan pikiran orang Indonesia. Ceritaku ini dimulai ketika saya memperhatikan banyak orang disekitar saya yang berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris ke anak-anaknya yang bahkan masih berusia balita. Kerenkah? tidak bagi saya, karena bahasa ibunya justru menjadi sangat kurang!

Halooo....kita tinggal di Indonesia, setidaknya hargailah bahasa negara ini. Berbahasa Indonesia lah yang baik sebelum cas cis cus pake bahasa asing. Kalau bukan kita WNI yang menyayangi bahasa kita, siapa lagi yang akan menyayanginya?

Semakin kesal saya begitu saya sadar kalau mereka bekerja di Indonesia, mencari nafkah di Indonesia dan hidup dari bumi Indonesia, tetapi sehari-hari berbicara dengan bahasa asing. Apa bedanya dengan penjajah...sudah numpang tinggal, tetapi menggunakan bahasa yang semestinya saja tidak mau. Kenapa tidak sekalian tinggal di negara luar sana...tidak punya uang? kalau begitu hargailah sedikit.

Alasan karena bekerja di perusahaan asing atau anaknya sekolah di sekolah internasional tidak masuk akal bagi saya. Itu hanya pembelaan tidak berdasar bagi saya. Bahasa pertama yang diperkenalkan ke anak kan bukan dari sekolah...tetapi dari orang tua dan keluarga, berarti kalau bahasa Indonesia nya patah-patah...kesalahan siapa? keluarganya yang pola pikirnya rata-rata seperti ini : Bahasa Inggris adalah bahasa Internasional, jadi lebih baik sedini mungkin belajar bahasa Inggris.....memang alasannya benar...tapi lantas mengesampingkan bahasa Negara yang anda perah untuk nafkah keluarga anda....?!

Kalian wahai para WNI yang ber English ria setiap hari, silakan marah pada saya...tapi cobalah berpikir sedikit, jika semua orang Indonesia berpola pikir seperti anda..bahasa Indonesia akan menjadi bahasa langka, karena toh WNI nya sendiri tidak menghargai bahasanya!

Ini kejadian sama dengan mengapa budaya kita bisa di colong negeri tetangga..lah wong WNI nya sendiri gak peduli hingga kalau ada kejadian baru mulai gencar menyalahkan orang lain. 

Saya jadi iri dengan beberapa negara yang begitu nasionalis, mengedepankan budaya dan bahasa nya sendiri sebelum akhirnya belajar bahasa asing. Setidaknya dengan begitu, saya tahu mengapa negara asing pun menghormati negara, budaya dan bahasa mereka.

Padahal....orang asing yang bekerja disini, sedikitnya ada usaha untuk mempelajari bahasa Indonesia...sedangkan orang Indonesia sendiri...mengabaikan bahasanya sendiri.

Ironi kan?

2 comments:

  1. Agak setuju sama kamu Ny.. Aku juga enggak membiasakan anak pakai b. inggris..

    Aku tetep pakai bahasa indonesia sebagai bahasa sehari2. Biarlah anak yang nantinya memilih mau belajar bahasa asing apa kelak kalo udah ngerti...

    Sebenrnya sih karena aku enggak pinter cas cis cus inggris juga.. hihi

    Yang sabar aja ya.. enggak cuma bahasa kok yang pada lupa. Cara berpakaian, kebudayaan, makanan semua lagi pada keranjingan sama negara lain, kayak korea, jepang dll... :hufh

    ReplyDelete
  2. Iya bunda...sedih deh rasanya..padahal negara2 yang mereka ikuti itu nasionalis semua...begitu menghargai budaya mereka sendiri...tapi kenapa yang mencontoh nggak mau ngikutin ya..hiks2

    ReplyDelete