Dua pernyataan orang tua yang membuat terus terpatri dalam hidup saya

Me, My parents and sister
Sesuai judulnya, ada dua pernyataan orang tua yang membuat terus terpatri dalam hidup saya...
Diluar pernyataan tersebut bagus atau tidak, tetapi entah mengapa kedua pernyataan tersebut selalu teringat oleh saya hingga sekarang.

Pernyataan pertama adalah "Dimana-mana wanita selalu kalah oleh lelaki"...Saya pribadi benci banget sama pernyataan ini, sehingga pernyataan itu membuat saya selalu merasa lebih superior dibanding lelaki (baca: mantan2 pacar)...akhirnya selama saya menjalani masa remaja dan awal duapuluhan, saat saya punya pacar, saya sama sekali tidak suka jika pergi berdua si pacar yang bayar...Zzzzz...(dodol yaks ^^)

Waktu itu (mungkin hingga kini, tetapi kadarnya sudah sangat jauh berkurang), saya merasa dengan saya yang keluar uang, saya bisa menyetir si lelaki tersebut, sehingga saya merasa menang. Haish!!! tetapi untungnya sekarang kadarnya (sesuai pernyataan saya di atas) sudah jauh berkurang. Walaupun saya masih lebih suka membeli keperluan saya dengan uang hasil kerja sendiri, (malah terkadang saya suka membelikan hal yang di perlukan si suami) alasan dibaliknya (sepertinya) sudah bukan karena saya mau merasa menang dibanding suami, tetapi lebih ke tidak enak...masa keperluan/hasrat/keinginan pribadi dibelikan orang lain.

Walau terkadang saya sadar, namanya telah berkeluarga, harusnya tidak ada orang lain, karena 'mereka sudah bukan lagi dua melainkan satu' menurut ajaran agama saya....tapi rasa 'tidak enak' tersebut susah dihilangkan...well setidaknya setelah menikah hampir 6 tahun ini, kadarnya 'tidak enaknya' telah cukup banyak berkurang.

Anyway, karena hal pernyataan ortu saya tersebutlah, saya semakin kesal saja melihat teman saya yang tadinya bukan orang yang mudah ditaklukkan lelaki, sekarang jadi bagai orang bodoh yang bisa diperbudak selingkuhan (selingkuhan pula...bukan suaminya...Zzzzzz)

Pernyataan kedua adalah, pernyataan ortu saya yang keluar ketika saya memilih tidak menyelesaikan kuliah S1 saya, "Kalau nanti kehidupan kamu susah jangan menyesal apalagi nyalahin orang tua yah..." gitu katanya.

Nah pernyataan 'Jangan menyesal' itu sangat saya pegang teguh hingga kini. Dari tidak punya nya saya gelar S1 hingga pilihan hidup. Saya tidak pernah menyesali keputusan saya yang tidak lulus S1, walaupun banyak orang (bahkan saudara dari orang tua saya) yang selalu saja mengungkit "Coba kamu lulus S1, pasti sekarang bisa kerja lebih baik", saya tetap tidak pernah menyesali keputusan saya.

Tahu darimana kalau saya lulus S1 saya bisa kerja lebih baik? Jujur saja, saya menyukai pekerjaan saya...kapan lagi bisa kerja dirumah cuma 1-2 jam (tergantung kecepatan koneksi inet ^^), digaji mendekati UMR (tempat saya tinggal), bisa disambi ngurusin anak dan rumah pula. Tuhan tidak mungkin meninggalkan anak-anak Nya bukan? dan saya tidak pernah ditinggalkan Nya sedetik pun! Jadi stop talking like that..it's annoying.

Hal kedua yang tidak pernah saya sesali adalah menikah dengan suami saya sekarang....saya menerimanya apa adanya, dari kekurangan hingga kelebihannya. Karena menikah dengannya adalah keputusan saya! Jika ada kekurangan yang tidak saya suka, yang harus saya lakukan adalah mencari cara supaya saya bisa menjalani pernikahan yang saya pilih ini dengan baik...bukan lantas menyesali lalu berpikir 'saya telah salah mengambil keputusan'.

Intinya, bertanggung jawablah atas segala keputusan yang diambil, jika tidak sesuai dengan keinginan, bukan lantas meratapi (apalagi berusaha kabur dari kenyataan!), tapi cari cara penanganannya!

Nah pernyataan yang menjadi prinsip hidup saya ini, (lagi-lagi) membuat saya kecewa dengan jawaban teman saya yang selingkuh itu, yang mengungkapkan kalau dia menyesal telah memilih si suami menjadi suaminya....(dulu aja...waktu pacaran, lo gak mikir gitu...beuh..ABABIL lo! hehehe)

2 comments:

  1. bacanya sambil membara niihh... Nyetrum banget semangatnya..

    Setuju banget kalo kita tuh harus bertanggung jawab atas apa yang kita pilih.. Itu konsisten namanya ^^ hihihi

    MOhon maaf lahir bathin ya ^^

    ReplyDelete
  2. waduh baru baca komennya bunda (lagi susah banget blogwalking T_T)..makasih yah...n mohon maaf lahir batin jg, walo telat banget huhuhuhu

    ReplyDelete