Showing posts with label about my husband. Show all posts
Showing posts with label about my husband. Show all posts

Daddy oh Daddy - Celana yang kebesaran

Happy Velocette

Baru-baru ini, lagi-lagi, Daddy nya anak-anak melakukan hal yang sama seperti di Daddy oh Daddy - Misteri Celana Dalam.

Cerita bermula, dari Om Rikih, Auntie Ayu dan Kenzo yang bertandang kerumah sambil membawa baju baru untuk Velo. Begitu mereka pulang, baju barunya tentu harus dikeluarkan dari tempatnya dan mulai dipilih yang mana yang bisa dipakai sekarang dan yang mana yang harus disimpan karena kebesaran.

Dari sekian banyak baju, hampir semuanya dipastikan muat, tetapi ada dua celana pendek yang sepertinya masih kebesaran untuk Velo. Demi memastikan, saya bertanya kepada Daddy nya donk, (karena sebagai ibu, saya merasa diri saya kurang canggih dalam hal melihat muat atau tidak ^^)

Terjadilah percakapan :

Me : "Daddy, celana yang ini sepertinya masih kebesaran ya?" (Believe me, kata-kata di percakapan sesungguhnya lebih susah dimengerti akibat SPOK saya yang berantakan ^^ + tentunya tidak sebaku inilahhhh..hehehe)
Daddy : "Mana? Iya itu masih kebesaran."

Singkat cerita, setelah mendapat kepastian bahwa celana itu kebesaran, saya lantas menaruhnya di lemari. Salahnya saya tidak langsung menaruhnya di paling bawah karena ada hal lain yang ingin saya lakukan. Ketika itu sebenarnya saya sudah punya firasat akan ada kejadian lagi.

Dan benar saja, sekitar beberapa jam kemudian, Velo mandi. Seperti biasa, setelah Velo mandi, saya menyerahkan Velo ke Daddy nya untuk dipakaikan baju sementara saya mandi (demi menghemat waktu). Begitu selesai mandi, Velo sudah berpakaian, namun saya merasa aneh, kok sepertinya celananya turun terus.

Bodohnya, masih saja tidak mudeng kalau yang dipakai adalah celana kebesaran yang tadi. Hingga akhirnya ketika Velo pup, barulah saya tersadar. "Astaga, itu kan celana yang sudah diamini oleh Daddy kalau celana itu masih kebesaran, kok masih aja dipakai?."

Begitu ada kesempata, terjadilah lagi percakapan yang makin aneh....

Me : "Daddy, kok Velo dipakaikan celana yang itu? Kan tadi Daddy sendiri yang bilang kalau celananya masih kebesaran?"
Daddy : "Iya sih, tadi pas memakaikan celana, udah berasa ada yang aneh, terus pas dilihat, ternyata celana yang kebesaran, tapi udah keburu dipakaikan."
Me : ---bengong, gak ngerti kudu ngomong apa...udah tau, tapi...hmmm....Daddy oh Daddy :( 

Daddy Oh Daddy - Misteri Kaus dalam Velo yang menipis

Harley & Velocette

Cerita mengenai si Daddy yang kesalahan mengenakan CD yang salah ke Aley tidak berhenti sampai disitu.

Karena Ke-ERROR-an nya yang seperti itu, sudah pernah terjadi sebelumnya (Saya baru bisa menulisnya sekarang ^^)

Suatu ketika, selama beberapa hari, saya kebingungan dengan jumlah kaos dalam (kaos kutang) Velo yang sepertinya mestinya lebih banyak dari yang ada di lemari.

Tapi saya masih belum mikir yang macam-macam, "Mungkin masih ada di cucian," pikirku.

Lewat hari keempat, saya mulai makin curiga, kok semakin dikit??
Dan begitu saya sedang memasuk-masukkan baju yang telah rapih dilipat ke lemari, barulah saya mengerti,

Kemana hilangnya kaus kutang Velo selama ini?

Saya menemukannya di lemari Aley, bersama dengan tumpukan kaos kutang yang memang milik Aley. Dan terjadilah percakapan yang makin aneh saja.

Me : Daddy, kok kaos nya Velo ada di lemari Aley?

Daddy : mana?

Me : Yang ini Daddy (sambil menunjukkan kaos kutang Velo)

Daddy : Oooo pantesan, kemaren Aley gak bisa pakai karena kekecilan (sambil ngeloyor ambil spidol untuk memberi inisial ke masing-masing kaos kutang)

OMG, Aley itu sudah berusia 6 tahun loh...dan Velo baru 4 bulan ketika itu :(





Daddy oh Daddy - Misteri Celana Dalam

Daddy & Harley

Setiap nonton iklan TV yang menayangkan seorang ayah yang memakaikan baju kekecilan pada anaknya itu, saya menganggap itu hanya bisa-bisaan si Production House saja agar iklannya disimak.
Tetapi setelah saya melihatnya sendiri...akhirnya saya percaya, itu bisa terjadi. ^^

Begini nih ceritanya :

Misteri Celana Dalam

Suatu ketika, saya, dan keluarga bermalam di rumah ayah saya. Sebagai ibu, sayalah yang menyiapkan pakaian apa saja yang harus dibawa, termasuk pakaian suami saya, walau dia yang memilih.

Di hari kedua, Velo, anak keduaku yang saat itu masih berumur beberapa bulan pup cukup banyak sampai beleber keluar. Karena sedang dipangku oleh suami, alhasil, celana suami pun terkena.

Jadilah mereka berdua harus mandi, tetapi ketika saya mencari (maaf) celana dalam suami, saya tidak menemukan. Padahal seingat saya, saya sudah membawanya kok. Sebagai gantinya, saya malah melihat celana dalam anak pertama saya, Aley yang membuat saya sempat bingung....

"Perasaan saya, celana dalam Aley yang saya bawa itu ngepas. Jadi harusnya tidak ada lebih, karena hari tersebut waktunya kami pulang. Dan saya pun sudah membawa celana dalam suami..."

Singkat cerita, saya terpaksa deh berlari-lari ke minimart terdekat sambil menggendong Velo (agak sulit menitipkan anak bayi ke keluarga saya) untuk membeli celana dalam suami.

-----

Akhirnya begitu sampai rumah, misteri celana dalam akhirnya terungkap.

Aley yang saat itu mau ganti baju tidur dan cuci kaki dan tangan pun membuka bajunya, yang membuat saya terbengong-bengong....

Me : Aley, kok pakai CD Daddy?

Aley : Itu kan Daddy yang kasih, ya Aley pake aja.

Me : (Melihat dengan pandangan takjub ke suami)

Suami : Oh iya, pantesan, kok pas dipakein, CD nya kegedean...

Me : (Menghela napas dalam-dalam)


Mengapa tidak boleh memaksa anak untuk memeluk saudara



Saya menulis ini berdasarkan artikel dari sebuah website untuk mommy, http://www.circleofmoms.com dan supaya semua orang mengerti, bahwa pemaksaan ini tidaklah bagus untuk anak. Terutama karena anak saya berada di lingkungan seperti ini. Artikel aslinya dituliskan dengan bahasa Inggris, namun, karena mungkin orang yang saya harap mengerti malas sekali membaca dan mengartikan English, maka saya men-translate nya untuk dirinya!
The article read :
Mumpung mendekati musim liburan dan mengunjungi para kakek-nenek, tante, om dan sepupu, pasti ada sebuah momen canggung yang muncul di banyak keluarga dan biasanya rata-rata orang tua akan tidak siap dengan kebiasaan, yakni para saudara yang mengharapkan pelukan dan ciuman dari si anak kecil --- walaupun si anak tidak ingin memperlihatkan kasih sayang itu kepada mereka.
Demi menjaga perasaan saudara, banyak diantara kita yang akan memaksa si anak kecil untuk menahan atau bahkan memintanya untuk mengembalikan kontak fisik yang tidak diinginkan ini. Tetapi apa yang harus kita lakukan? Pesan apa yang harus kita sampaikan pada anak kita mengenai batasan tubuh mereka saat kita melakukan ini?

Hindari mengajarkan ajaran yang salah

Pada sebuah artikel CNN terbaru, (Saya bukanlah pemilik tubuh anak saya), Katia Hetter, pengarangnya, meyatakan bahwa, “Memaksa anak-anak untuk menyentuh orang saat mereka tidak mau, membuat mereka rentan dengan kejahatan seksual, dimana biasanya pelaku kejahatan seksual melakukannya kepada anak yang ia kenal.”

Pada awalnya, menganggap bahwa memberikan ciuman ke pipi nenek bisa terhubung dengan kejahatan seksual memang terasa aneh, namun Nichole M merasa koneksi yang dituliskan oleh Hetter masuk akal,“Kalian mengganggu zona nyaman mereka dan anak-anak ini akan menerima siapapun pada zona tidak nyaman mereka.” Lisa E. juga menyetujuinya dan membagi cara bagaimana ia mengajarkan anak laki-lakinya sendiri untuk menghargai tubuhnya dan ruang fisiknya sendiri:

“Batasan yang kita ajarkan pada anak kita adalah untuk mendengarkan ‘perasaan bersalah’ nya sendiri. Ia bisa mengatakan kepada kita kapanpun ia mau jika tidak merasa nyaman di sekitar seseorang (biasanya berbisik agar ia tidak melukai perasaan seseorang). Ia tidak pernah harus menyentuh atau disentuh jika ia merasa tidak nyaman – keluarga atau siapapun. Saya tidak akan pernah memaksanya mencium siapapun – bahkan jika nenek bibi nya yang mengunjunginya mungkin merasa terluka. Pelukan dan ciuman adalah karunianya dan bukan sebuah kewajiban.”
Hetter juga mengingatkan kita bahwa memaksakan anak kita untuk menunjukkan kasih sayang saat mereka tidak mau bisa memberikan dampak pada hubungan seksual mereka saat remaja, karena hal tersebut mengajarkan mereka untuk menggunakan tubuh mereka untuk menyenangkan anda atau seseorang lainnya yang patut dihormati, atau bahwa siapapun juga.


Kasih sayang tidak seharusnya dipaksakan

Untuk pencegahan pelecehan, banyak ibu yang merasa penting untuk mencoba mengerti bagaimana perasaan si anak saat si saudara memaksakan kasih sayang fisik. Jenni D mengambil referensi dari kenangannya sendiri sebagai contoh untuk cara pengajarannya pada anaknya: “Sebagai seorang anak, saya tidak suka sering dipeluk atau dicium kecuali dari ibuku, dan membencinya saat nenekku memaksa saya untuk menciumnya saat akan pulang. Sebagai orang dewasa, saya suka memberikan ciuman dan berpelukan dengan anak-anak saya, tetapi jika terlihat mereka tidak menginginkan saya mencium atau memeliknya, maka saya menghargainya.”

Berbeda dengan akan Stacey yang merasa tidak nyaman saat suaminya, yang merupakan ayah tiri anak-anaknya meminta / memaksakan sebuah ciuman dan pelukan. Pada situasi ini, banyak yang mendesak Stacey untuk meminta si suami tidak melakukannya. Lorena M menjelaskan, “Ciuman dan pelukan harusnya diberikan saat seseorang memang ingin melakukannya bukan karena meresa ditekan.” Seorang yang lainnya bahkan memberikan sebuah pernyataan yang lebih mendalam dengan mengatakan, “Kasih sayang tidak seharusnya dipaksakan.”

winnie the pooh, tiger


Bagaimana cara menolak si saudara agar tidak melukai perasaannya

Balita sering kali mencobai rasa sabar kita dengan melakukan hal-hal yang sebenarnya harus memaksa kita untuk membuat mereka melakukannya, seperti makan, mandi dan berlaku sopan. Namun, menolak kasih sayang tidak bisa disamakan dengan tidak sopan atau sikap yang buruk. Hetter mengatakan bahwa anak-anak bisa (dan harus) sopan dan menghargai seseorang sambil juga menjaga batasan dirinya sendiri. “Sikap – memperlakukan orang dengan penghargaan dan perhatian – berbeda dengan meminta sebuah kasih sayang dalam bentuk fisikal.”

Langkah pertama yang baik adalah menjelaskan peraturan anda dengan para saudara. Orang dewasa, atau bahkan saudara dekat harus bisa menghargai keputusan anda. Hetter juga mengatakan bahwa jika hal ini dilakukan dengan benar, mereka juga bisa benar-benar menghargai rasa sayang yang mereka dapatkan dari anak-anak anda.  “Saya menjelaskan kepada para relatif yang ingin tahu mengapa kami membiarkan anak saya memutuskan siapa yang ingin ia sentuh, dan saat ia memeluk mereka, kegembiraannya lebih luar biasa – karena bukan karena kewajiban ataupun perintah langsung dari si ibu,” katanya.
Hetter juga menawarkan saran mengenai sapaan yang tidak terlalu intim dan sangat sempurna untuk anak-anak yang baru mulai mengenal para anggota keluarga barunya. Daripada memberikan ciuman dan pelukan, menyemangati mereka untuk melakukan jabat tangan atau high five itu lebih baik, “Saat seorang anak itu masih kecil dan pemalu, orang tua bisa memulainya dengan menawarkan mereka pilihan untuk memperlakukan orang dengan penghargaan dan perhatian. Bahkan anak yang pemalu bisa menjabat tangan seseorang atau melambai atau melakukan sesuatu untuk berkomunikasi dengan rasa menghargai dan perhatian.”

Jauh dari kekecewaan, alternatif ini sebenarnya bisa memperkuat hubungan saudara dengan anak kecil anda, Anie S menceritakan, “Kalian bisa melakukan apa yang pacar saya dan anak laki-laki saya lakukan, mereka memiliki cara jabat tangan yang spesial. Ia bahkan bisa terus terjaga dan saat ia mendengar ayahnya pulang dari kantor ia akan keluar hanya untuk melakukan jabat tangan ini."

Source : circle of mom

Eyeliner and my husband

Illustrasi eyeliner

Judulnya aneh yah...

Tapi kali ini saya memang mau menuliskan keanehan yang terjadi di keluarga saya.
Saya sejak dulu kala tidak pernah memakai eyeliner. make up pernah, pastinya. tetapi tidak pernah sekalipun memakai eyeliner.

Apalagi eyeliner cair, tidakpernah terpikirkan saya bisa memakainya. Takut acak-acakan, walau saya suka menggambar, tetapi menggambar di atas mata sendiri rasanya merepotkan. Apalagi kalau tidak biasa.

Dan percaya atau tida, suamikulah yang memakaikannya...hihihhii...
Saat Iwan masih suka jadi MC sweet 17th, Dia suka memakai eyeliner--maksudnya mo tampil gothic gitu...hohoho.

Nah karena tahu akan hal itu, hasilnya saya selalu meminta tolong padanya untuk memakaikannya. Hasilnya rapih dan bagus..^^

Hebatnya suamiku..hihihihi

A letter for my husband

Daddy iwan and Aley @ SMS
Dear hubby

I'm so sorry that I took a lot of your time.
Sorry to make your sleeping time lessen
Sorry to make your work a bit mess

I'm sorry that I haven't do my job as a mom for the pas month
So sorry that I haven't tidying the house

You are the best man I ever seen.
You even supporting what I do, although it's make ruining your schedule
You are so understanding.

But I hope you understand why I'm doing this job
It's always for us, for our family.
Especially for our son, Aley.

Thank you for everything you have done for me, Daddy

A Birthday Wishes

Today, 19 October 2011

Aloysius Hermawan P. Soedjadi
Gak terasa udah 34 tahun umurnya. Beneran gak ngitungin juga sih, tadi subuh ketika saya tanya ke suami, "ulang tahun ke berapa hari ini?" Sia langsung mengambil handphone nya dan mengitungnya pakai kalkulator...hehehe...

Kok bisa-bisanya yah gak tau umurnya berapa. Tapi ternyata saya pun begitu adanya. Saat saya mau menghitung umur suami, saya perlu menghitung umur saya terlebih dahulu. Tapi untungnya tahun lahirku merupakan tahun yang mudah untuk dihitung, jadi hitunganku lebih cepat dari suami...hehehe...

Anyway, Happy 34th birthday my dear husband. Maaf banget untuk birthday tahun ini gak bisa kasih apa-aoa nih. biasanya walau tanpa kado mahal, saya selalu ada ide untuk membuatkan kue atau apapun yang minimal membedakan dengan hari biasanya.

Hmmm....Selalu diberkati oleh Nya, sehat selalu, panjang umur, sukses terus, senantiasa dalam perlindungan Tuhan, selalu mencintai keluarganya, dan semua yang terbaik untuk mu Mas Iwaannnn...Amin


---- Me and Aley love you a lot ----

D' Soedjadi's

Soedjadi, adalah nama keluarga suamiku.

dan di blog ini saya menuliskan sedikit tentang mereka.
Opa, Oma serta para cucu

Soedjadi lengkap dari opa-oma, anak, menantu serta para cucu

Bapak Js. Soedjadi dan Mama Emilia Sahetapi

Bapak Js. Soedjadi yang bernama lengkan Joseph Soedjadi adalah seorang pemusik. Beliau menguasai hampir segala jenis alat musik. Kecuali yang memang tidak mudah didapatkan di Indonesia. Seorang entertainer sejati. bahkan ketika umurnya telah mencapai angak 70an, beliau masih mengajar musik ke anak didiknya.

Di Manado, tidak ada orang yang tidak mengenal Bapak Js. Soedjadi, saking terkenalnya, beliau sering diundang ke berbagai macam acara.

Ibu Emilia Sahetapi, seorang ibu rumah tangga yang selalu mendukung Bapak. Beliau suka berdagang kecil-kecilan untuk membantu perekonomian keluarga. Jarak usia antara mereka terpaut cukup jauh, belasan tahun. Tetapi, menurut para anak-anaknya tidak sekalipun dari mereka pernah melihat Bapak dan mama bertengkar.

Ibu Emilia sangat sabar, menghadapi segalanya dengan senyuman. Itulah sebabnya kalau mama sudah marah, tidak ada yang berani menentang....hehehe orang sabar yang marah memang lebih menyeramkan dibanding orang pemarah yang marah.

FX Andy Soedjadi dan keluarga
Anak pertama mereka bernama FX Andy Soedjadi, seorang entertainer juga. spesialisasi piano dan keyboard, walau tetap bisa bermain alat musik lainnya. Menikah dengan seorang wanita jawa bernama Ari Budi Siswati. dikaruniai 3 jagoan bernama Arnold, Alvin dan Aldo. Yang tertua sudah duduk di bangsu SMP, sedangkan yang ke dua dan ketiga masih SD.

Bernadu A Soedjadi dan Keluarga
Anak kedua adalah Bernadus A Soedjadi, Seorang entertainer juga serta Master of Ceremony (MC). Menikah dengan seorang wanita chinese bernama Jackline Widjaya dan telah dikaruniai 2 orang anak, perempuan dan laki-laki, Caitlin dan Nathan. Mereka masih duduk di sekolah dasar, tetapi tahun depan, Caitlin sudah duduk dibangku SMP.

Ai Soedjadi dan keluarga
Anak ketiga mereka adalah Ai Soedjadi, seorang pengajar musik dan entertainer juga spesialis bass, sama seperti kakak-kakaknya, beliau tetap bisa memainkan alat musik lainnya. Menikah dengan seorang Wanita keturunan Batak bernama Helena Simarmata. telah dikaruniai 1 orang anak perempuan bernama Fala. yang bedanya hanya sekitar 8 bulan lebih tua dari Aley.

Iwan Soedjadi dan keluarga

Yang ke empat, si bungsu adalah suamiku, bernama lengkap Aloysius Hermawan Prasetio Soedjadi. Berbeda dengan kakak-kakaknya, Iwan tidak bekerja di entertainer. Iwan tetap bisa memainkan alat musik, walau tidak sejago kakak-kakaknya. Ia lebih ke spesialisasi ke vocal...hehehe. Iwan menyukai motor-motor serta benda-benda classic, seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya di blog ini juga. Iwan lebih menggeluti dunia bisnis, saat ini dia mempunyai bengkel bernama Kunci 10 serta toko dagangan online sparepart bernama RetroWheels Indonesia.

Bengkel Kunci 10

Well. that's some story about my husband family....hope you enjoy it.

(kalau diantara kakak2 ada yang baca, silakeun loh klo mo dilengkapi heheh)

My Hubby

Iwan Soedjadi.
Awal pertemuan saya dengannya saat saya baru-baru aktif di organisasi gereja yang dulu namanya masih Mudika. Sekarang sih namanya OMK. Pertama melihat, sama sekali gak aa kepikiran saya akan berpacaran dengannya apalagi sampai menikah.
Dengan rambutnya yang gondrong dan gaya nya yang terkesan anak nakal gak penting...
(Saya tidak suka laki-laki berambut gondrong, hmmm kalau agak panjang okelah, tapi kalau sampe gondrong banget nggak deh..hehehe)

Misa Pantai

Mas iwan. saya memanggilnya. bagaimanapun doski memang lebih tua dari saya. Dan sejak jaman dahulu kala saya memang membiasakan diri memanggil siapapun yang lebih tua dari saya dengan embel-embel titel kakak.

Intinya tidak ada yang menarik darinya saat itu selain memang doski kreatif, supel, gaul dan jago nyanyi. Seiring dengan berjalannya waktupun, tidak ada tanda-tanda kedekatan selain antara anak baru dan anak yang sudah kecemplung lama di mudika. hehehe.

Sampai pada akhirnya, Paskah 2005. Saya mendekatkan diri ke Mas Iwan ini, karena saya sudah bosan menjadi pemain drama Paskah. Sekali-kali saya mau menjadi seseorang di balik layar yang mengurus dekorasinya. Selama ini saya hanya membantu dekorasinya saat saya tidak sedang latihan drama.

Singkat cerita, akhirnya saya jadi dekat dengannya. Karena Mas Iwan juga merasa bertanggung jawab akan saya (maklum, anak-anak dekor saat jaman saya itu pulangnya selalu subuh) doski sering mengantar saya.

Aji mumpung juga nih, Karena Mas Iwan termasuk orang yang gaul, jadi sekalian aja saya ajak pergi-pergi ke tempat-tempat yang sejak dulu kala ingin saya datangi. terutama jakarta bagian selatan. Saya tinggal di jakarta bagian barat, keluarga saya termasuk keluarga yang cukup antipati dengan kehidupan malam dan teman-teman saya (menurut saya) kurang klik cara bergaulnya dengan saya.

Jadilah saya dekat dengannya. Dan entah gimana saya pacaran, sempat putus sekali lalu pada akhirnya pacaran lagi dan menikah.

Mas Iwan adalah satu-satunya ornag yang berhasil bertahan lama pacaran dengan saya. Dengan kesabaran tingkat tingginya, doski berhasil meredak ke"gila"an saya. hehehe

Mungkin ini lah yang di sebut jodoh yah? hmmm....

Iwan dan Classic vehicle

Iwan, suamiku yang tergila-gila sama kendaraan classic. Well awalnya saya pikir hanya dengan kendaraan classic, tetapi ternyata apapun yang bersifat classic atau jadoel dia pasti suka…

Awalnya saya senang-senang aja sih. Namanya juga masih pacaran. Setiap pergi kemana pun gak sedikit mata-mata memandang motor suamiku. Tetapi saat sudah menikah dan punya anak, betapa saya berharap punya kendaraan baru…huhuhu.

Percaya atau tidak, kendaraan tua yang di koleksi atau yang untuk dijual sudah terdiri dari belasan (memang belum sebanyak kolektor-kolektor terkemuka yang jumlahnya puluhan hingga ratusan). Belum lagi barang-barang tua lainnya, seperti TV yang masih hitam putih yang kalau mau nonton mesti dibuka tirainya (terbuat dari kayu) bahkan iklan-iklan jaman doeloe yang memang lucu banget kalau dibaca….

Dan biaya perawatannya apalagi kalau mau dikembalikan menjadi sedia kala sesuai orisinil tahunnya bisa menghabiskan uang jutaan, belasan bahkan puluhan.

Terkadang masih saja gak habis piker, kok bisa-bisanya yah orang-orang pencinta barang-barang jadoel itu menghabiskan uang yang tidak sedikit itu demi kepuasan.

Helm bekas jaman dahulu yang berbentuk seperti robot saja bisa kisaran ratusan ribu. Pada kemana otaknya huhuhuhu.

Banyak juga sih teman-temanku (especially) memandang sebelah mata sama hobi suamiku. Tapi taukah kalian, motor Vespa tahun 60 nya itu dia beli dengan harga diatas 5 juta rupiah. Belum lagi dengan biaya-biaya restorasi serta perawatannya, bisa-bisa sudah mencapai 10 jutaan.

But He is still my husband though, apapun yang ia lakukan ya saya dukung saja, yang penting kebutuhan keluarga tetap terpenuhi. Begitu banyak cerita dibalik barang-barang jadoelnya. Dan saya sendri menyukai beberapa diantaranya.

Dan inilah foto-foto motor klasik nya suami yang kebetulan saya punya

Honda Benly S110 1975

Honda c70 1978

Honda C110 1962

Honda C110 1965

Honda CB100 1976

Honda CB100 1973

Honda S90 1969

Vespa P90TS 1980

Vespa VBA 1960

Vespa VBC 1980