Iseng-iseng Jualan


Ilustrasi


Kata siapa berbisnis itu gampang. Gak semudah itu dipelajari kalau jiwa nya tidak pada bisnis yang bisa dibilang gambling.

Sepertinya menurun dari ayahku nih. Kebetulan beliau memang pernah mencoba membuka bengkel sendiri dan pada akhirnya tidak jalan. Saat beliau bekerja di pabrik kakak iparnya, beliau malah bisa lebih maju.

Dan  inilah saya sekarang, iseng-iseng jualan baju atau apapun yang bisa dijual, tetapi apakah saya berhasil? Tidak. Ada untung sih, tapi kurang maksimal banget. Ditambah saya sangat tidak berani nyetok barang, di permainan poker  saja saya sama sekali tidak berani memainkannya. Padahal hanya permainan.

Intinya gambling bukan hal yang saya suka lakukan, saya merasa jiwa saya tidak berada pada hal-hal yang berbau gambling. Saya takut sama resiko yang akan saya hadapi.

Bukan cuma itu saja alas an saya mengapa hingga kini saya tidak pernah berhasil jualan. Alasan lainnya adalah, saya sangat tidak tegaan. Bayangkan jualan masa gak tega. Menjual baju yang paling untungnya paling besar 15.000 saja rasanya saya sudah tidak enak hati. Belum lagi kalau teman yang beli, pasti pada nawar. Hasilnya paling 1 baju yang saya jual hanya mendapatkan keuntungan 5.000 – 10.000 rupiah saja.

Jadi, akhirnya saya bisa menyimpulkan kalau saya memang sangat tidak memungkinkan untuk berjualan. Daripada saya rugi dan tokonya berjalan di tempat saja, jadi sebaiknya menggunakan waktu untuk jualan sebagai ajang iseng-iseng aja.

Ada yang beli ya saya bersyukur, gak ada yang beli ya nothing to loose toh saya tidak nyetok barang, semua barang yang saya punya adalah milik orang lain yang saat ada orang berminat, tinggal saya pesankan. Artinya saya hanya sebagai perantara antara penjual dan konsumen.

Tidak bisa untung banyak memang, tapi setidaknya saya survive dan tidak rugi. Beda dengan suamiku, doski benar-benar berjiwa penjual. Dia berani berbisnis apapun. Walau sehari-harinya di rumah doski gak pernah bermain judi, tetapi dalam hal bisnis, saya benar-benar mengacungkan jempol untuknya.

Harusnya kan saya bisa belajar darinya. Nah itu juga benar, tapi kalau memang jiwanya tidak berani mengambil resiko, sudah pasti tidak memungkinkan untuk melakukannya. Percaya atau tidak, jualan atau berbisnis itu adalah sebuah bakat.

Jikalau ada diantara kalian yang membaca tulisan saya ini dan merasa berani mengambil resiko, berbisnislah, jangan sia-siakan bakat anda dengan menjadi bawahan orang, berapapun gaji yang sudah anda kantongi sekarang.

Karena dengan berbisnis anda bisa mengatur pemasukan anda sendiri juga waktu anda dengan lebih leluasa. Dan dengan begitu juga anda bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang seperti saya yang tidak mempunyai bakat untuk berbisnis.

No comments:

Post a Comment